Jangan hanya (salahkan) polisi

Saya bukan polisi, bukan istri polisi, bukan anak polisi. Saya hanya orang biasa yang prihatin dengan image polisi di negeri ini, juga berusaha introspeksi diri sebenarnya apa yang saya sudah lakukan dengan keprihatinan saya (tidak ada).

Jujur saja, saya termasuk orang yang agak was-was dengan polisi. Saya paling takut kalau pas ada pemeriksaan di jalan, takut kalau-kalau saya tidak membawa STNK atau SIM (saya berpotensi melakukan kesalahan itu karena pembawaan saya yang (agak) pelupa). Beberapa kali saya memang lupa membawa surat-surat, paling sering adalah STNK (maklum, satu kendaraan untuk rame-rame, kadang masih kebawa di dompet saudara saya atau suami saya, kadang saya yang lupa mengambilnya dari tempatnya). Kalau sudah begitu (pas ada pemeriksaan, pas tidak membawa surat-surat), yang saya pikirkan di kepala saya adalah "äh bayar aja lah biar cepat". 

Begitu juga saat saya dan suami kena tilang gara-gara melanggar lampu merah di pertigaan Sawangan. Kecepatan si kecil (motor astrea grand milik suami saya) saat itu cuma 20 km/jam, suami saya sedang bercerita, saya sendiri mendengarkan, lalu perhatian saya sebentar teralih pada penjual jeruk di pinggir jalan (15.000/kg) sehingga kami sama-sama tidak memperhatikan lampu merah, kami lurus terus. Dan karena memang tidak bermaksud melanggar, suami saya jalannya santai, tidak ngebut. Kami kaget tiba-tiba ada polisi menilang. "Wah, masalah," kata suami saya. Tapi mau apa lagi, kami memang salah, melanggar rambu lalu lintas.

Lalu apa yang ada di pikiran kami? Tentu saja, bayar. Jadi saat pak polisi mengatakan bahwa kami harus mengikuti sidang di hari jumat (waktu itu hari rabu), kami menawarkan, "di sini aja lah pak."  Kemudian selesai.

Di perjalanan saya berpikir. Banyak kali saya menyalahkan pak polisi. Di pikiran saya mereka banyak yang matre, menilang cuma karena mau narik duit dari para pengguna jalan.

Padahal menilang orang yang melanggar rambu lalu lintas atau peraturan dalam berkendara di jalan sebenarnya adalah tugas pak polisi. STNK merupakan bukti bahwa kendaraan tersebut adalah milik si pengendara (atau pemilik kendaraan tersebut mengijinkan si pengendara mengendarainya). Kalau tidak ada STNK maka harus dipertanyakan, jangan-jangan itu kendaraan curian, sehingga STNK menjadi barang wajib yang harus dibawa saat berkendara. Maka pak polisi menilang, menyuruh untuk sidang.

Begitu juga dengan rambu lalu lintas. Warna merah berarti berhenti (anak TK juga tahu), tapi kami (yaaa,,karena tidak memperhatikan), malah menerobos lampu merah (walaupun sebenarnya tidak bisa dibilang menerobos juga, wong jalannya santai). Tapi bagaimana jika terjadi sesuatu gara-gara kecerobohan kami. Lampu merah memang kan disediakan agar lalulintas lancar jaya dan aman. Maka pak polisi menilang, menyuruh untuk sidang.

Kami-lah yang tidak mau sidang. Kami yang mau cepat selesai, lalu kami bersedia membayar (memang siy, pak polisi seharusnya tetap kekeuh tidak mau dibayar, dan harus sidang). Masalahnya, kalau polisinya kekeuh harus sidang dan tidak mau dibayar, kami pasti jadi repot, harus ijin dari kantor, berangkat ke tempat sidang, entah jam berapa sampai jam berapa, dan lain-lain.

Tapi, setelah kami bayar lalu pulang, apa coba yang kami bicarakan. "asyem, polisi ne jaluk duit, ckckc."

Nah lo, jadi kebalik kan.

Jadi, kalau mau pak polisinya ga matre, ya yang bikin salah harus mau ikuti sidang. Atau, berusaha semaksimal mungkin untuk tidak melanggar aturan (jujur, saya sering lho dengan sengaja pergi-pergi tidak menggunakan helm dan putar balik di jalan padahal ada tanda dilarang putar balik).

Pak polisi juga, jangan mau ditawari duit. Kalau sidang ya sidang. Biarkan saja para pengguna jalan yang bandel (seperti saya) merasakan harus ikut sidang, supaya tidak lagi melanggar aturan (karena melanggar aturan itu berbahaya). Jangan sampai kami diganjar hal buruk di jalan ya pak.

 =======================================================================
sumber gambar:
1. www.htp.gov.id
2. www.gdubrak.com
3. www.jualmobilnissan.com
4. www.kaskus.co.id

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ice Breaking Game

Tangkap Jari

Rahasia Kesuksesan Yusuf