opa india
maaf, kali ini eyd saya abaikan (ribet tablet, tablet ribet)...
tadi saya ke passer baroe,, ketemu dengan seorang opa dari india. opa ini punya toko kain dan juga taylor. sebenarnya saya sudah pernah ketemu beliau sebelumnya, minggu lalu waktu saya ke tokonya menemani yoga teman saya yang mau bikin jas. opa ini terlihat sangat bersemangat... dari suaranya yang lantang, cara mempromosikan produknya yang getol, dan gerakan-gerakan yang cepat, untuk orang seusianya (saya tebak usianya sekitar65 tahun).
nah opa ini tadi menginterview saya (waktu yoga lagi fitting). banyak sekali pertanyaannya,padahal belum kenal. opa ini tanya apa yoga itu tunangan saya (saya jawab bukan, itu teman kantor). trus dia tanya kantor saya di mana (saya jawab lapangan banteng), trus apakah si yoga itu kantornya di lapangan banteng juga (opaa,,kan tadi aku dah bilang itu temen kantor). abis itu opa itu tanya lagi, apa saya sudah menikah (saya jawab belum tapi akan). ditanyalah lagi kapan menikah dan dimana (di semarang tgl 30 juni). selanjutnya, pertanyaan berturut-turun yang saya jawab satu persatu, calon saya orang mana, sudah pacaran berapa lama, tinggal di mana sekarang (orang jogja, 5 tahun, cibubur).
nah abis itu tuu,,opa itu meminta saya untuk memperlihatkan tangan kiri saya. lalu saya diminta mengepalkan tangan kiri saya. abis itu beliau berkata, kamu itu orang yang keras kepala, egois dan menang sendiri. dan itu diulangi lagi, sampai 3 kali.
saya terdiam. belajar psikologi 7 tahun, belum pernah saya bisa langsung menyimpulkan sifat orang dengan beberapa pertanyaan dan kepalan tangan. bukan itu saja, saya terdiam karena sifat saya yang dikatakan oleh opa itu negatif semua. hadeeh opa,,,kalau keras kepala saya akui deh. tapi egois, menang sendiri, sepertinya tidak...saya kepingin orang lain hepi, dan itu bikin saya hepi.
tapi abis itu yoga (yang sudah selesai fitting) bilang, mungkin mbak san belum menyadari sifat sendiri, orang lain yang melihat.
yaaah,,,mungkin saya memang harus introspeksi. walaupun saya meragukan metode si opa india, tapi mungkin ini adalah jalan dimana saya diingatkan untuk melihat ke dalam. selama ini saya merasa sudah berusaha memenuhi keinginan orangtua, mnyenangkan mereka, dan itu menurut saya suatu indikator bahwa saya tidak egois. saya juga merasa sudah bekerja sama dengan teman2 saya dan berusaha mendengar setiap pendapat. saya juga berusaha mendengar apa keputusan calon suami saya.
tapi itu dia, mungkin masih kurang. saya memang tipe yang jarang mau mengambil hati bila orang bicara buruk. artinya, saya tidak mau melibatkan afeksi terlalu dalam bila berhubungan (kecuali dengan keluarga dan kekasih). tapi ini patut ditindaklanjuti.
si opa juga bilang, jangan lupa baca bible tiap hari.
tadi saya ke passer baroe,, ketemu dengan seorang opa dari india. opa ini punya toko kain dan juga taylor. sebenarnya saya sudah pernah ketemu beliau sebelumnya, minggu lalu waktu saya ke tokonya menemani yoga teman saya yang mau bikin jas. opa ini terlihat sangat bersemangat... dari suaranya yang lantang, cara mempromosikan produknya yang getol, dan gerakan-gerakan yang cepat, untuk orang seusianya (saya tebak usianya sekitar65 tahun).
nah opa ini tadi menginterview saya (waktu yoga lagi fitting). banyak sekali pertanyaannya,padahal belum kenal. opa ini tanya apa yoga itu tunangan saya (saya jawab bukan, itu teman kantor). trus dia tanya kantor saya di mana (saya jawab lapangan banteng), trus apakah si yoga itu kantornya di lapangan banteng juga (opaa,,kan tadi aku dah bilang itu temen kantor). abis itu opa itu tanya lagi, apa saya sudah menikah (saya jawab belum tapi akan). ditanyalah lagi kapan menikah dan dimana (di semarang tgl 30 juni). selanjutnya, pertanyaan berturut-turun yang saya jawab satu persatu, calon saya orang mana, sudah pacaran berapa lama, tinggal di mana sekarang (orang jogja, 5 tahun, cibubur).
nah abis itu tuu,,opa itu meminta saya untuk memperlihatkan tangan kiri saya. lalu saya diminta mengepalkan tangan kiri saya. abis itu beliau berkata, kamu itu orang yang keras kepala, egois dan menang sendiri. dan itu diulangi lagi, sampai 3 kali.
saya terdiam. belajar psikologi 7 tahun, belum pernah saya bisa langsung menyimpulkan sifat orang dengan beberapa pertanyaan dan kepalan tangan. bukan itu saja, saya terdiam karena sifat saya yang dikatakan oleh opa itu negatif semua. hadeeh opa,,,kalau keras kepala saya akui deh. tapi egois, menang sendiri, sepertinya tidak...saya kepingin orang lain hepi, dan itu bikin saya hepi.
tapi abis itu yoga (yang sudah selesai fitting) bilang, mungkin mbak san belum menyadari sifat sendiri, orang lain yang melihat.
yaaah,,,mungkin saya memang harus introspeksi. walaupun saya meragukan metode si opa india, tapi mungkin ini adalah jalan dimana saya diingatkan untuk melihat ke dalam. selama ini saya merasa sudah berusaha memenuhi keinginan orangtua, mnyenangkan mereka, dan itu menurut saya suatu indikator bahwa saya tidak egois. saya juga merasa sudah bekerja sama dengan teman2 saya dan berusaha mendengar setiap pendapat. saya juga berusaha mendengar apa keputusan calon suami saya.
tapi itu dia, mungkin masih kurang. saya memang tipe yang jarang mau mengambil hati bila orang bicara buruk. artinya, saya tidak mau melibatkan afeksi terlalu dalam bila berhubungan (kecuali dengan keluarga dan kekasih). tapi ini patut ditindaklanjuti.
si opa juga bilang, jangan lupa baca bible tiap hari.
Komentar
Posting Komentar