Kado Pernikahan dari Pak Hisyam
Aku masih berdiri di sana
Aku berdiri di sana
Saat janji itu dipahatkan
Di atas dinginnya batu nisan kematian
Bertabur seribu kehormatan
Berjuta kemuliaan
Untaian renda-renda keindahan
Demi rajutan cinta yang bakal selamanya seakan-akan
Dan dua hati yang selalu
terpautkan
Aku berdiri di sana
Saat kubenamkan bibirku di atas bibirmu
Saat kehangatanmu menuntaskan deritaku
Saat bagai tak ada lagi yang lebih penting selain tubuhmu
Saat nafasku menyatu ke dalam paru-parumu
Saat hidup tak lagi menyisakan cerita selain aku dan kamu
Saat cinta kita seakan menghentikan laju waktu
Dalam nafsu yang menderu
Aku tetap berdiri di sana
Saat –mungkin saja- kutemukan cinta di persimpangan jalan
Yang sesekali merusak imajinasiku akan dirimu
saat –mungkin saja- air mata mengalir dalam kelokan dusta
dan tekukan pengkhianatan
kan kudekap pilar-pilar asa
yang kuyakin masih ada
Aku akan tetap berdiri di sana
Dalam remang cahaya bulan, yang meredup perlahan
Dalam cinta yang tak lagi membara
Dalam asmara yang tak terlalu menggelora
Dalam cinta saat kebosanan melanda
Dalam bahtera yang oleng diterjang badai
Dalam tatapan yang penuh keraguan
Dalam cerita yang makin samar terdengar
Aku masih akan berdiri di sana
Dan biarkan aku tetap di sana, selamanya
Dengan kuda-kuda yang mulai rapuh
Hingga ajalku tiba
Dalam kesetiaan tak bertepi
Jakarta, Juli 2013 (cwl)
Komentar
Posting Komentar