Wedding Preparation
Mempersiapkan pernikahan itu penuh dengan warna warni,,,
Awalnya saya pikir, menikah itu hanya pemberkatan di gereja, terus terima ucapan selamat pas resepsi, jadi paling urusannya bikin baju pengantin dan pesan katering. Ternyata,yang lain, termasuk printil-printilnya banyak. Suvenir, gedung, dokumentasi, bahan baju buat panitia (sampai tanda bahwa seseorang adalah panitia - untung saya punya mama yang serba bisa), dekorasi, penginapan keluarga, undangan, dan entah apa lagi, pokoknya banyak hehehe. Dan setelah semuanya selesai, rasa puas dan bahagia melingkupi saya, karena semua sesuai harapan (kecuali yang baju agak kedodoran).
Paling utama dari semua adalah Budget dan Selera. Dua hal itu bagi saya adalah satu, karena kalau terlalu mementingkan selera, bisa over budget, sementara kalau hanya budget yang dipikirkan, bisa tidak sesuai selera. Maka pertama, saya menyesuaikan selera saya dengan budget yang tersedia, barulah mulai masuk kopling dan tancap gas.
Katering, Gedung dan Dekorasi
Memilih katering, gedung dan dekorasi tentu tidak terlepas dari budget dan selera. Tipsnya pokoknya, pikirkan dan tentukan jauh-jauh hari, karena harga katering, gedung dan dekorasi cenderung selalu naik. Untuk katering, saya waktu itu ingin vendor yang sudah terkenal supaya saya tidak perlu lagi memusingkan rasa mau pun pelayanannya. Masalahnya, sebanding dengan keterkenalannya, harga dari vendor tersebut pun mahal. Tapi kebetulan, vendor ini memiliki dua merk, yang salah satunya diperuntukkan untuk kalangan biasa. Jadilah saya deal dengan mereka. Dengan jumlah undangan 300 diasumsikan orang yang datang berjumlah 600. Porsi makanan yang disiapkan adalah 1800 dengan asumsi satu orang sudah kenyang jika makan 3 porsi. Nah dari 1800 itu dibagi, 4 pondokan (300 + 300 + 400 + 400) dan buffee (400).
Tips memilih gedung, selain pertimbangan budget, harus dicek kapasitas gedung, pencahayaan, ketersediaan toilet dan tempat parkir,bagaimana akses menuju gedung tersebut serta ketersediaan fasilitas lain seperti AC tambahan di panggung. Kapasitas gedung yang dipilih tentu saja disesuaikan dengan jumlah tamu yang diundang. Kalau tamunya kira-kira sedikit, maka gedungnya tidak perlu terlalu besar karena akan terasa kosong. AC tambahan diperlukan, karena di pelaminan cukup panas oleh sorotan lampu penerang fotografi.
Dekorasi sudah pasti tentang selera. Penetapan dekorasi disesuaikan dengan tema acara (tradisional, western, chinesse) dan tentu saja, kembali ke anggaran yang tersedia. Tipsnya, tentukan dulu temanya, nuansa, model panggung, lalu bahas dengan vendornya. Saya memakai pendekorasi yang direkomendasikan oleh teman saya. Diskusi tidak terlalu ribet karena saya juga tidak memiliki keinginan yang neko-neko hehe..
Undangan
Saya menginginkan undangan yang tidak langsung dibuang orang (paling tidak akan disimpan untuk beberapa waktu). Saya lalu survey ke beberapa vendor, melalui mbah google juga rekomendasi beberapa sahabat, kemudian membanding-bandingkan harga, kualitas dan model undangannya.
Pilihan saya jatuh pada vendor undangan di Jogja, dekat rumah mas Adit. Di sini ada model undangan bentuk notes, bisa ditambahkan foto di dalamnya dan harganya terjangkau oleh kami. Setelah melalui beberapa kali diskusi dan revisi, akhirnya kami tetapkan model undangan notes, warna pink kombinasi emas, dan beberapa foto prewedding kami untuk dicetak di undangan itu.
Foto Prewedding
Foto prewedding, seperti di tulisan saya sebelumnya, awalnya kami lakukan hanya supaya kami punya foto prewedding, itu saja. Jadi kami mengunjungi sebuah studio foto di Jogja, dan jadilah foto studio dangan dua versi. Satunya, versi Jawa, yang kami lakukan di awal tahun 2012, lalu versi internasional, yang kami lakukan di sekitar bulan November 2012. Boleh juga hasil fotonya, hehe.
Tanpa diduga, ternyata setelah itu, adik sepupu mas Adit bersedia untuk memotret kami. Akhirnya kami pergi ke sebuah kedai eskrim di Jogja, lalu berfoto di sana. Setelah itu, teman saya yang juga seorang fotografer (dia adalah fotografer di acara wedding kami), memotret kami untuk prewedding outdoor. Jadi lengkap deh foto preweddingnya, ada indoor ada outdoor. http://alexaleo802.blogspot.com/2013/04/foto-prewedding.html
Baju Pengantin
Saya menghabiskan waktu lama untuk mempersiapkan baju pengantin, dimulai dari gojag-gajeg mau nyewa atau bikin. Saya survey sana sini tentang harga sewa baju pengantin di Semarang, ternyata cukup mahal. Akhirnya saya putuskan untuk bikin saja dengan pertimbangan, mahalnya ga seberapa, model bisa tentukan sendiri, dan akhirnya baju itu milik sendiri.
Saya pergi ke passer baroe lagi-lagi untuk survey, kali ini survey harga kain. Semua toko kain di passer baroe sepertinya sudah saya datangi karena setiap weekend saya pasti ke passer baroe (sampai mas Adit pernah ngomong "ÿank, yank, dewe ki kok pacaran'e mung neng passer baroe to?") hehehe...
Hasil penelusuran saya membawa saya pada sebuah toko kain, yang barangnya lengkap, bagus, serta harga paling murah. Di situ saya mendapatkan diskon 50% untuk kain yang saya inginkan, tile payet yang menurut saya bagus. Di toko itu juga saya membeli bahan untuk seragam panitia dan para nona yang akan bertugas di acara wedding nanti.
Ohiya, untuk penentuan model baju, mbah google sangat-sangat membantu. Saya memutuskan untuk membuat baju yang sederhana, satu baju saja untuk acara pemberkatan dan resepsi. Bedanya, yang di pemberkatan saya akan menggunakan bolero sedang di resepsi tidak. Setelah bahan saya dapatkan, saya kemudian menghubungi mbak Kris, penjahit langganan saya. Beliau menyanggupi untuk menjahitkan baju pengantin saya disertai memberi bonus pinjaman kurungan ayam untuk membuat baju menjadi lebih mekrok. Kemudian tentang fitting baju pengantin, saya sudah ada cerita di tulisan sebelumnya http://alexaleo802.blogspot.com/2013/04/fitting-baju-manten.html.
Suvenir
Ini nih yang beda dari pernikahan saya. Suvenir pernikahan dibuat sendiri oleh mama dengan penuh cinta. My Mom is so amazing. Mama merajutkan suvenirnya, dalam tiga jenis: bros, tempat hp dan gantungan kunci. Mama mengerjakan itu dengan santai mulai bulan Desember 2013, dan di bulan April semuanya selesai. Banyak yang suka dengan suvenir buatan mama, sampai-sampai ada yang ingin pesan (tapi mama kalau untuk menerima pesanan -yang berarti ada deadline dan dalam jumlah besar - masih belum siap).
Selain suvenir untuk para tamu yang datang, kami juga menyiapkan kenang-kenangan untuk para panitia yang sudah bersedia membantu kami dengan iklas dan bersemangat. Kenang-kenangan ini berupa handuk yang ada bordiran nama kami. Saya memesannya lewat dumay, ya, untung-untungan juga karena saya tidak kenal orangnya. Tapi hasilnya bagus, handuknya sesuai yang saya harapkan.
Pemusik Gereja
Pada kebaktian pemberkatan pernikahan saya di gereja, ada 2 alat musik yang dimainkan yaitu piano dan saxophone. Para pemain musik sangat berbakat dan mereka memainkannya dengan gemilang, hanya perlu satu kali gladi resik, dan semuanya mulus. Saya memang menginginkan ada sesuatu yang berbeda pada musik pengiring di Ibadah pemberkatan tetapi saya belum mendapat ide sampai teman saya Mawar (nama sebenarnya) mengatakan bahwa sepupunya adalah pemain saxophone dan masih belum ada acara di tanggal 30 Juni 2013. Siiip,,jadilah musik yang saya inginkan terwujud di pernikahan saya. Makasi Mawar :)
Lain-lain
Selain hal-hal di atas, ada banyak sekali hal lain yang perlu diurus seperti make-up dan hair-do, sepatu, penginapan keluarga, soundsystem, wedding singer, penari pengiring, liturgi pemberkatan, dokumentasi (foto dan video), transportasi, seragam panitia, tenda, ijin-ijin RT, banca'an, liturgi kebaktian, konsumsi gereja dan bidston (kebaktian sehari menjelang pernikahan), jas mas Adit, mobil pengantin, seserahan, daaaan entah apa lagi, hehe..
Jadi, tipsnya masih tetap paling utama dari semua adalah Budget dan Selera. Dua hal itu bagi saya adalah satu, karena kalau terlalu mementingkan selera, bisa over budget, sementara kalau hanya budget yang dipikirkan, bisa tidak sesuai selera
Awalnya saya pikir, menikah itu hanya pemberkatan di gereja, terus terima ucapan selamat pas resepsi, jadi paling urusannya bikin baju pengantin dan pesan katering. Ternyata,yang lain, termasuk printil-printilnya banyak. Suvenir, gedung, dokumentasi, bahan baju buat panitia (sampai tanda bahwa seseorang adalah panitia - untung saya punya mama yang serba bisa), dekorasi, penginapan keluarga, undangan, dan entah apa lagi, pokoknya banyak hehehe. Dan setelah semuanya selesai, rasa puas dan bahagia melingkupi saya, karena semua sesuai harapan (kecuali yang baju agak kedodoran).
Paling utama dari semua adalah Budget dan Selera. Dua hal itu bagi saya adalah satu, karena kalau terlalu mementingkan selera, bisa over budget, sementara kalau hanya budget yang dipikirkan, bisa tidak sesuai selera. Maka pertama, saya menyesuaikan selera saya dengan budget yang tersedia, barulah mulai masuk kopling dan tancap gas.
Katering, Gedung dan Dekorasi
Memilih katering, gedung dan dekorasi tentu tidak terlepas dari budget dan selera. Tipsnya pokoknya, pikirkan dan tentukan jauh-jauh hari, karena harga katering, gedung dan dekorasi cenderung selalu naik. Untuk katering, saya waktu itu ingin vendor yang sudah terkenal supaya saya tidak perlu lagi memusingkan rasa mau pun pelayanannya. Masalahnya, sebanding dengan keterkenalannya, harga dari vendor tersebut pun mahal. Tapi kebetulan, vendor ini memiliki dua merk, yang salah satunya diperuntukkan untuk kalangan biasa. Jadilah saya deal dengan mereka. Dengan jumlah undangan 300 diasumsikan orang yang datang berjumlah 600. Porsi makanan yang disiapkan adalah 1800 dengan asumsi satu orang sudah kenyang jika makan 3 porsi. Nah dari 1800 itu dibagi, 4 pondokan (300 + 300 + 400 + 400) dan buffee (400).
Tips memilih gedung, selain pertimbangan budget, harus dicek kapasitas gedung, pencahayaan, ketersediaan toilet dan tempat parkir,bagaimana akses menuju gedung tersebut serta ketersediaan fasilitas lain seperti AC tambahan di panggung. Kapasitas gedung yang dipilih tentu saja disesuaikan dengan jumlah tamu yang diundang. Kalau tamunya kira-kira sedikit, maka gedungnya tidak perlu terlalu besar karena akan terasa kosong. AC tambahan diperlukan, karena di pelaminan cukup panas oleh sorotan lampu penerang fotografi.
Dekorasi sudah pasti tentang selera. Penetapan dekorasi disesuaikan dengan tema acara (tradisional, western, chinesse) dan tentu saja, kembali ke anggaran yang tersedia. Tipsnya, tentukan dulu temanya, nuansa, model panggung, lalu bahas dengan vendornya. Saya memakai pendekorasi yang direkomendasikan oleh teman saya. Diskusi tidak terlalu ribet karena saya juga tidak memiliki keinginan yang neko-neko hehe..
Undangan
Saya menginginkan undangan yang tidak langsung dibuang orang (paling tidak akan disimpan untuk beberapa waktu). Saya lalu survey ke beberapa vendor, melalui mbah google juga rekomendasi beberapa sahabat, kemudian membanding-bandingkan harga, kualitas dan model undangannya.
Pilihan saya jatuh pada vendor undangan di Jogja, dekat rumah mas Adit. Di sini ada model undangan bentuk notes, bisa ditambahkan foto di dalamnya dan harganya terjangkau oleh kami. Setelah melalui beberapa kali diskusi dan revisi, akhirnya kami tetapkan model undangan notes, warna pink kombinasi emas, dan beberapa foto prewedding kami untuk dicetak di undangan itu.
Foto Prewedding
Foto prewedding, seperti di tulisan saya sebelumnya, awalnya kami lakukan hanya supaya kami punya foto prewedding, itu saja. Jadi kami mengunjungi sebuah studio foto di Jogja, dan jadilah foto studio dangan dua versi. Satunya, versi Jawa, yang kami lakukan di awal tahun 2012, lalu versi internasional, yang kami lakukan di sekitar bulan November 2012. Boleh juga hasil fotonya, hehe.
Tanpa diduga, ternyata setelah itu, adik sepupu mas Adit bersedia untuk memotret kami. Akhirnya kami pergi ke sebuah kedai eskrim di Jogja, lalu berfoto di sana. Setelah itu, teman saya yang juga seorang fotografer (dia adalah fotografer di acara wedding kami), memotret kami untuk prewedding outdoor. Jadi lengkap deh foto preweddingnya, ada indoor ada outdoor. http://alexaleo802.blogspot.com/2013/04/foto-prewedding.html
Baju Pengantin
Saya menghabiskan waktu lama untuk mempersiapkan baju pengantin, dimulai dari gojag-gajeg mau nyewa atau bikin. Saya survey sana sini tentang harga sewa baju pengantin di Semarang, ternyata cukup mahal. Akhirnya saya putuskan untuk bikin saja dengan pertimbangan, mahalnya ga seberapa, model bisa tentukan sendiri, dan akhirnya baju itu milik sendiri.
Saya pergi ke passer baroe lagi-lagi untuk survey, kali ini survey harga kain. Semua toko kain di passer baroe sepertinya sudah saya datangi karena setiap weekend saya pasti ke passer baroe (sampai mas Adit pernah ngomong "ÿank, yank, dewe ki kok pacaran'e mung neng passer baroe to?") hehehe...
Hasil penelusuran saya membawa saya pada sebuah toko kain, yang barangnya lengkap, bagus, serta harga paling murah. Di situ saya mendapatkan diskon 50% untuk kain yang saya inginkan, tile payet yang menurut saya bagus. Di toko itu juga saya membeli bahan untuk seragam panitia dan para nona yang akan bertugas di acara wedding nanti.
Ohiya, untuk penentuan model baju, mbah google sangat-sangat membantu. Saya memutuskan untuk membuat baju yang sederhana, satu baju saja untuk acara pemberkatan dan resepsi. Bedanya, yang di pemberkatan saya akan menggunakan bolero sedang di resepsi tidak. Setelah bahan saya dapatkan, saya kemudian menghubungi mbak Kris, penjahit langganan saya. Beliau menyanggupi untuk menjahitkan baju pengantin saya disertai memberi bonus pinjaman kurungan ayam untuk membuat baju menjadi lebih mekrok. Kemudian tentang fitting baju pengantin, saya sudah ada cerita di tulisan sebelumnya http://alexaleo802.blogspot.com/2013/04/fitting-baju-manten.html.
Suvenir
Ini nih yang beda dari pernikahan saya. Suvenir pernikahan dibuat sendiri oleh mama dengan penuh cinta. My Mom is so amazing. Mama merajutkan suvenirnya, dalam tiga jenis: bros, tempat hp dan gantungan kunci. Mama mengerjakan itu dengan santai mulai bulan Desember 2013, dan di bulan April semuanya selesai. Banyak yang suka dengan suvenir buatan mama, sampai-sampai ada yang ingin pesan (tapi mama kalau untuk menerima pesanan -yang berarti ada deadline dan dalam jumlah besar - masih belum siap).
tempat hp |
bros |
gantungan kunci |
Ini logo untuk produk buatan mama :) |
Selain suvenir untuk para tamu yang datang, kami juga menyiapkan kenang-kenangan untuk para panitia yang sudah bersedia membantu kami dengan iklas dan bersemangat. Kenang-kenangan ini berupa handuk yang ada bordiran nama kami. Saya memesannya lewat dumay, ya, untung-untungan juga karena saya tidak kenal orangnya. Tapi hasilnya bagus, handuknya sesuai yang saya harapkan.
Pemusik Gereja
Pada kebaktian pemberkatan pernikahan saya di gereja, ada 2 alat musik yang dimainkan yaitu piano dan saxophone. Para pemain musik sangat berbakat dan mereka memainkannya dengan gemilang, hanya perlu satu kali gladi resik, dan semuanya mulus. Saya memang menginginkan ada sesuatu yang berbeda pada musik pengiring di Ibadah pemberkatan tetapi saya belum mendapat ide sampai teman saya Mawar (nama sebenarnya) mengatakan bahwa sepupunya adalah pemain saxophone dan masih belum ada acara di tanggal 30 Juni 2013. Siiip,,jadilah musik yang saya inginkan terwujud di pernikahan saya. Makasi Mawar :)
Ini dia para musisinya Keyboard : Rani Saxophone : Aldo Singer : Tamara, Andhini dan Benaya |
Lain-lain
Selain hal-hal di atas, ada banyak sekali hal lain yang perlu diurus seperti make-up dan hair-do, sepatu, penginapan keluarga, soundsystem, wedding singer, penari pengiring, liturgi pemberkatan, dokumentasi (foto dan video), transportasi, seragam panitia, tenda, ijin-ijin RT, banca'an, liturgi kebaktian, konsumsi gereja dan bidston (kebaktian sehari menjelang pernikahan), jas mas Adit, mobil pengantin, seserahan, daaaan entah apa lagi, hehe..
Jadi, tipsnya masih tetap paling utama dari semua adalah Budget dan Selera. Dua hal itu bagi saya adalah satu, karena kalau terlalu mementingkan selera, bisa over budget, sementara kalau hanya budget yang dipikirkan, bisa tidak sesuai selera
huwaa...pengen souvenirnyaa.. :(
BalasHapusbaiklaahh...alamat mana alamat :) aku kirimin ya
BalasHapusmba..aku minta sarannya dong..
BalasHapusaku kan mau menikah dengan konsep internasional..
bingung dengan penentuan seragam panitia nih..
kebetulan mba juga konsep internasional, untuk seragam apakah mba menggunakan gaun atau kebaya..untuk seragam panitia dan juga seragam mama papa?
makasi mba..
mohon bantuannya mba..
GBU.. :)
Hai Anna..
BalasHapusUntuk konsep pernikahan, ada yang berpendapat bahwa semua harus sesuai konsep yang diinginkan si pengantin. Jadi bila pengantin menggunakan konsep internasional, maka para panitia pun mengunakan gaun...atau kalau konsep jawa, maka semua menggunakan kebaya, dengan pertimbangan bahwa semua menjadi selaras
Tapi ada juga pengantin yang mau megakomodasi keinginan panitia, jadi model baju panitia ditentukan oleh panitia sendiri. Pertimbangannya adalah model baju panitia bukan hal utama dalam sebuah acara pernikahan semetara para panitia sudah bersedia menjadi panitia dengan ikhlas dan dan bersemangat, maka panitia boleh menentukan sendiri model bajunya..
Waktu pernikahanku, panitianya ada yang nonik2, ibu2 sampe oma2... karena mereka memiliki selera berbeda, maka aku mengikuti saja hehe... yang ibu2 dan oma2 kepingin menggunakan kebaya, jadi aku menyediakan kain brokat untuk dijadikan kebaya. Trus yang nonik2 kepingin menggunakan dress tapi dres yang pendek, bukan gaun panjang,, jadinya, kain brokatnya dijahitkan dress untuk mereka...
Untuk Anna aku sarankan agar mempertimbangkan siapa saja yang menjadi panitia lalu didiskusikan apakah mereka setuju menggunakan gaun bertema internasional.
Papaku dan papa mertua menggunakan jas, sedang mama dan ibu mertua memakai kebaya. Waktu itu karena, papa dan papa mertua merasa lebih simpel jika memakai jas, sementara mama waktu itu pengennya menggunakan kebaya karena merasa lebih mantep sedangkan ibu mertua ngikut aja hehe
mba..kalo gaunnya mba aku sewa boleh?? :)
Hapusmba..kalo gaunnya mba aku sewa boleh?? :)
Hapusaku pengen mempelai wanitanya yang kaya' begitu... ada yang bisa bantu gak yaa?? :)
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus