Don't Talk Too Much, Words Kill
Saya ga tau siapa yang pertama membuat quote itu, saya taunya hanya dari status gtalk teman saya, dan saya suka. Suka karena quotenya bagus, suka karena sering mengalami juga: Dibuat pusing oleh kata-kata yang keluar dari mulut sendiri, hehehe....
Kata pengajar di salah satu diklat yang saya ikuti, "orang yang paling banyak bicara adalah orang yang paling banyak berpotensi melakukan kesalahan." Mungkin karena, kalau sudah banyak bicara, kita kepingin bicara lagi dan lagi, sehingga yang kita pikirkan hanyalah bagaimana bicara lagi dan lagi, sedangkan konten atau pun rasa dari pembicaraan agak kita kesampingkan.
Saya juga sering mengalaminya,
jika sudah ngobrol dengan orang, kadang saya lupa, orang lain juga perlu bicara, bukan hanya mendengarkan. Saya sering malah banyak bercerita, apalagi jika orang yang mendengarkan memberi reaksi positif, antusias dengan cerita saya. Jadilah, waktu obrolan didominasi oleh saya yang bercerita dan didominasi oleh dia yang mendengarkan. Padahal (misal:) obrolan saya menyinggung orang lain, bahkan (oh, lebih parah) itu menyakitkan. Dan setelah selesai bicara, barulah saya berpikr, kayaknya saya salah ngomong...
Masalah saya, bagaimana jika saya menyakiti orang, cuma melalui hal sepele: kata-kata, sedangkan hanya kata-kata (mungkin) tidak cukup untuk menyembuhka
n sakit hati.
Kata Bapak saya (entah dari mana beliau dapat kata-kata ini):
Pikirkan semua yang hendak kamu katakan, tapi jangan katakan semua yang kamu pikirkan
Mudah-mudahan saya bisa lebih banyak belajar
========================================================================
sumber gambar:
somatomakoma.com
Kata pengajar di salah satu diklat yang saya ikuti, "orang yang paling banyak bicara adalah orang yang paling banyak berpotensi melakukan kesalahan." Mungkin karena, kalau sudah banyak bicara, kita kepingin bicara lagi dan lagi, sehingga yang kita pikirkan hanyalah bagaimana bicara lagi dan lagi, sedangkan konten atau pun rasa dari pembicaraan agak kita kesampingkan.
Saya juga sering mengalaminya,
jika sudah ngobrol dengan orang, kadang saya lupa, orang lain juga perlu bicara, bukan hanya mendengarkan. Saya sering malah banyak bercerita, apalagi jika orang yang mendengarkan memberi reaksi positif, antusias dengan cerita saya. Jadilah, waktu obrolan didominasi oleh saya yang bercerita dan didominasi oleh dia yang mendengarkan. Padahal (misal:) obrolan saya menyinggung orang lain, bahkan (oh, lebih parah) itu menyakitkan. Dan setelah selesai bicara, barulah saya berpikr, kayaknya saya salah ngomong...
Masalah saya, bagaimana jika saya menyakiti orang, cuma melalui hal sepele: kata-kata, sedangkan hanya kata-kata (mungkin) tidak cukup untuk menyembuhka
n sakit hati.
Kata Bapak saya (entah dari mana beliau dapat kata-kata ini):
Pikirkan semua yang hendak kamu katakan, tapi jangan katakan semua yang kamu pikirkan
Mudah-mudahan saya bisa lebih banyak belajar
========================================================================
sumber gambar:
somatomakoma.com
Komentar
Posting Komentar