Minggu, umur 28.
Beberapa hari yang lalu saya mendapat banyak ucapan
selamat. Ada beberapa yang menjabat tangan saya, mencium pipi, lalu bertanya,
"yang ke berapa?"
Saya menjawab, "28"
Mungkin hanya perasaan saya, raut dari beberapa teman itu berubah. "28 ya? Mmm..cepet2 lah ya".
Saya kemudian tahu mengapa raut wajah mereka berubah. Umur 28 tapi masih sendiri. Perempuan lagi. Sepertinya itu. Saya cuma tersenyum, karena saya sendiri juga pengennya cepet2, hehehe...(amiiinn)..
Tapi bukan saya pengen cepet2 yang lalu menjadi pikiran saya. Adalah pandangan orang tentang umur 28, perempuan, masih sendiri yang tinggal lebih lama di benak saya setelah beberapa teman itu berlalu.
Terlalu tua kah umur 28 untuk seorang perempuan yang memang memilih untuk masih sendiri?
Secara biologis dan psikologis, seorang perempuan memang membutuhkan seseorang yang spesial untuk menjadi bagian hidupnya yang tak terpisahkan (kecuali oleh maut). Orang special itu haruslah mendapat persetujuan dari hati dan pikiran dari perempuan, melalui proses penyesuaian, dan akhirnya muncul keputusan.
Tetapi, saat atau waktunya berbeda. Disesuaikan dengan sifat dan karakteristik manusia yang berbeda-beda, lama waku seorang perempuan mengeluarkan approval dari hati dan pikiranya juga berbeda dengan perempuan lain.
Tekanan lingkungan yang sangat besar (seperti raut wajah orang-orang sekitar yang tendensius kadang judgemental), dapat membuat seorang perempuan tidak memberikan approval dari hati, hanya pikiran, atau tidak dari pikiran, hanya hati, dalam mengambil keputusan.
Cepat atau tidaknya seseorang memutuskan untuk menikah itu harusnya tergantung dirinya, apa yang pernah ia alami, bagaimana keadaan keluarganya, apa cita-citanya, serta bagaimana kriteria seseorang yang special baginya.
========================================================================
Sumber gambar:
www.picturesof.net
Saya menjawab, "28"
Mungkin hanya perasaan saya, raut dari beberapa teman itu berubah. "28 ya? Mmm..cepet2 lah ya".
Saya kemudian tahu mengapa raut wajah mereka berubah. Umur 28 tapi masih sendiri. Perempuan lagi. Sepertinya itu. Saya cuma tersenyum, karena saya sendiri juga pengennya cepet2, hehehe...(amiiinn)..
Tapi bukan saya pengen cepet2 yang lalu menjadi pikiran saya. Adalah pandangan orang tentang umur 28, perempuan, masih sendiri yang tinggal lebih lama di benak saya setelah beberapa teman itu berlalu.
Terlalu tua kah umur 28 untuk seorang perempuan yang memang memilih untuk masih sendiri?
Secara biologis dan psikologis, seorang perempuan memang membutuhkan seseorang yang spesial untuk menjadi bagian hidupnya yang tak terpisahkan (kecuali oleh maut). Orang special itu haruslah mendapat persetujuan dari hati dan pikiran dari perempuan, melalui proses penyesuaian, dan akhirnya muncul keputusan.
Tetapi, saat atau waktunya berbeda. Disesuaikan dengan sifat dan karakteristik manusia yang berbeda-beda, lama waku seorang perempuan mengeluarkan approval dari hati dan pikiranya juga berbeda dengan perempuan lain.
Tekanan lingkungan yang sangat besar (seperti raut wajah orang-orang sekitar yang tendensius kadang judgemental), dapat membuat seorang perempuan tidak memberikan approval dari hati, hanya pikiran, atau tidak dari pikiran, hanya hati, dalam mengambil keputusan.
Cepat atau tidaknya seseorang memutuskan untuk menikah itu harusnya tergantung dirinya, apa yang pernah ia alami, bagaimana keadaan keluarganya, apa cita-citanya, serta bagaimana kriteria seseorang yang special baginya.
========================================================================
Sumber gambar:
www.picturesof.net
Komentar
Posting Komentar