Tuhan Pelindungku
Malam ini dalam sendiri -saat mata sudah sangat mengantuk namun hati belum mempersilakannya terlelap- jantungku berdebar, mengingat betapa rapuhnya aku, lemah dan tak berdayaku sebagai manusia. Terbayang raut wajah tanteku yang sudah Tuhan panggil beberapa minggu yang lalu. Apa yang bisa manusia lakukan bila Tuhan berkehendak lain. Siapa orang yang mampu menunda, menghentikan atau membalikkan rencana Tuhan.
Aku gemetar, membayangkan bila itu terjadi padaku. Kalau aku yang mati, aku yakin aku akan disambut olehNya untuk hidup kekal bersamaNya. Tapi, bagaimana jika, orang-orang yang aku kasihi Tuhan panggil terlebih dahulu? Walau aku yakin mereka juga akan disambut olehNya dan hidup kekal dengan Dia, kalau aku bisa, pasti akan aku hentikan. Aku takkan sanggup menahan kesedihan karena kehilangan orang yang aku cintai. Aku mau mereka terus bersamaku . Tapi karena aku tidak bisa menghentikan apapun yang Tuhan rencanakan, sulit aku bayangkan bagaimana aku bisa bertahan di dunia tanpa mereka.
Di sinilah kemudian aku merasa, bahwa keyakinanku hanya separuh. Bahwa aku hanya yakin akan kehidupan kekal setelah mati, bahwa Tuhan sudah menanti dan akan menganugerahkan hidup yang kekal setelah ini, tetapi aku tidak memiliki keyakinan akan penyertaanNya di dunia. Aku yakin aku selamat setelah mati, namun ragu aku sanggup menjalani hidup sebelum mati.
Bagaimana dan apa-apaan ini. Aku dengan keyakinanku yang separuh, mengaku bahwa aku percaya penuh padaNya. Ini kontradiksi, ini semu, ini tidak benar. Jika aku berkata bahwa aku percaya padaNya, maka harusnya tidak ada sedikitpun keraguan dalam diriku. Jikalau aku gemetar, aku gemetar karena takut akan Dia, bukan karena takut akan apa yang akan terjadi padaku maupun pada orang-orang yang aku cintai. Jika jantungku berdebar, itu karena aku begitu gentar pada kuasanya, bukan karena khawatir akan masa depanku.
-- Tuhan, ampunilah aku karena keyakinanku yang tidak penuh. Aku tidak sanggup jika tanpa Engkau. Hidup dan matiku di tanganMu, dan saat ini, aku hidup, penuhilah aku dengan RohMu, agar aku tidak takut pada siapapun selain Engkau. Agar aku tidak takut menghadapi apapun selain kuasaMu. Sungguh aku lemah dan tak berdaya, namun Engkau menopang dan menggendongku. Segala kuatirku aku serahkan kepadaMu. Engkau yang memberi aku kelegaan.
Terjadilah segala sesuatu, seturut kehendakMu.
Amin.
=======================================================================
Sumber gambar:
www.diversitychristianfellowship.com
Aku gemetar, membayangkan bila itu terjadi padaku. Kalau aku yang mati, aku yakin aku akan disambut olehNya untuk hidup kekal bersamaNya. Tapi, bagaimana jika, orang-orang yang aku kasihi Tuhan panggil terlebih dahulu? Walau aku yakin mereka juga akan disambut olehNya dan hidup kekal dengan Dia, kalau aku bisa, pasti akan aku hentikan. Aku takkan sanggup menahan kesedihan karena kehilangan orang yang aku cintai. Aku mau mereka terus bersamaku . Tapi karena aku tidak bisa menghentikan apapun yang Tuhan rencanakan, sulit aku bayangkan bagaimana aku bisa bertahan di dunia tanpa mereka.
Di sinilah kemudian aku merasa, bahwa keyakinanku hanya separuh. Bahwa aku hanya yakin akan kehidupan kekal setelah mati, bahwa Tuhan sudah menanti dan akan menganugerahkan hidup yang kekal setelah ini, tetapi aku tidak memiliki keyakinan akan penyertaanNya di dunia. Aku yakin aku selamat setelah mati, namun ragu aku sanggup menjalani hidup sebelum mati.
Bagaimana dan apa-apaan ini. Aku dengan keyakinanku yang separuh, mengaku bahwa aku percaya penuh padaNya. Ini kontradiksi, ini semu, ini tidak benar. Jika aku berkata bahwa aku percaya padaNya, maka harusnya tidak ada sedikitpun keraguan dalam diriku. Jikalau aku gemetar, aku gemetar karena takut akan Dia, bukan karena takut akan apa yang akan terjadi padaku maupun pada orang-orang yang aku cintai. Jika jantungku berdebar, itu karena aku begitu gentar pada kuasanya, bukan karena khawatir akan masa depanku.
-- Tuhan, ampunilah aku karena keyakinanku yang tidak penuh. Aku tidak sanggup jika tanpa Engkau. Hidup dan matiku di tanganMu, dan saat ini, aku hidup, penuhilah aku dengan RohMu, agar aku tidak takut pada siapapun selain Engkau. Agar aku tidak takut menghadapi apapun selain kuasaMu. Sungguh aku lemah dan tak berdaya, namun Engkau menopang dan menggendongku. Segala kuatirku aku serahkan kepadaMu. Engkau yang memberi aku kelegaan.
Terjadilah segala sesuatu, seturut kehendakMu.
Amin.
=======================================================================
Sumber gambar:
www.diversitychristianfellowship.com
Komentar
Posting Komentar