mujizatNya nyata.
Minggu pagi. Tetiba
terngiang (yeeeiiii aku sedang untuk pertama kalinya menggunakan kata tetiba)
lagu Mujizat Itu Nyata. Aku terduduk dan merenung, betapa dalam hidup kerap
kali aku meragukan kuasa Tuhan. Kekhawatiran-kekhawatiran yang melandaku hanya
berujung pada pikiran bahwa tidak ada yang bisa aku lakukan untuk memperbaiki
keadaan. Lalu aku tidak melakukan apa-apa. Hanya diam.
Jikalau diam itu membawa perubahan, kekhawatiranku hilang, perasaanku lega, hatiku berserah dan yakin akan pertolongan Tuhan, maka bagus bagiku untuk diam. Namun bila dengan diam kekhawatiranku makin menjadi, perasaanku tak karuan dan hatiku tak yakin akan kebesaran kuasa Tuhan, maka apa gunanya diam. Diam sama saja. Berbuat apa-apa pun sama saja.
Semua terletak pada keyakinanku akan apa yang sanggup Tuhan lakukan. Bila aku perlu melukan berbagai usaha, maka seharusnya kulakukan dengan tetap mengandalkan DIA. Bila aku perlu diam maka semestinya aku diam di dalam keyakinan bahwa mujizatNya nyata.
Jikalau diam itu membawa perubahan, kekhawatiranku hilang, perasaanku lega, hatiku berserah dan yakin akan pertolongan Tuhan, maka bagus bagiku untuk diam. Namun bila dengan diam kekhawatiranku makin menjadi, perasaanku tak karuan dan hatiku tak yakin akan kebesaran kuasa Tuhan, maka apa gunanya diam. Diam sama saja. Berbuat apa-apa pun sama saja.
Semua terletak pada keyakinanku akan apa yang sanggup Tuhan lakukan. Bila aku perlu melukan berbagai usaha, maka seharusnya kulakukan dengan tetap mengandalkan DIA. Bila aku perlu diam maka semestinya aku diam di dalam keyakinan bahwa mujizatNya nyata.
Komentar
Posting Komentar