Menunggu = Mumpung Masih Ada Waktu


Menunggu bagi sebagian orang mungkin merupakan hal yg sepele, tapi bagi saya, menunggu tetaplah sangat membosankan...

Seperti waktu saya harus menunggu di dalam kereta yg tertahan karena rel rusak di belantara malam tanpa dapat berbuat apa-apa...rasanya ingin berteriak marah, tapi pada siapa...

Atau pada suatu ketika, saat saya hendak mengikuti suatu acara, yg panitianya bilang harus datang jam 7 padahal ternyata acara baru dimulai jam setengah 11. Sejak jam 7 saya harus menunggu,dan tidak bisa saya pungkiri, muka saya cemberut sekenanya (baca: terjelek yg tak bisa diragukan)

Entahlah...
Mungkin memang diri saya tidak dilengkapi dengan fasilitas sabar tingkat dewa, sehingga menunggu menjadi hal yg begitu menyebalkan...

Dan saat ini, saya juga sedang menunggu. Menunggu suatu waktu yang sepertinya lama tak sampai-sampai. Seringkali saya bosan, kesal, bahkan emosi. Hanya untuk mengatasi rasa marah yg tidak tahu kepada siapa harus dilampiaskan..

Tapi perenungan saya malam ini membawa saya pada ingatan tentang regina ivanova (pasti sudah pada tahu kisahnya) yang tidak bosan menunggu setiap kesempatan dan tidak pernah menyerah sekalipun belum berhasil.

Saya menduga, selama menunggu, dia pasti punya perasaan bete (ini agak sok tahu siy)..tapi didalam itu dia memanfaatkan waktu untuk meningkatkan keterampilannya, menambah pengalaman dan melakukan hal positif lain dan bukannya menuruti ke-bete-annya (seperti saya beberapa waktu belakangan ini)

cerita regina mengajarkan saya bahwa kalau menunggu hanya diisi dengan mencari siapa yg patut dipersalahkan, maka menunggu itu akan menjadi sangat membosankan, bahkan marmos (marai emosi)..tapi jika menunggu itu dijadikan ajang 'mumpung masih ada waktu' maka akan menjadi begitu bermanfaat...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ice Breaking Game

Tangkap Jari

Rahasia Kesuksesan Yusuf