Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2013

Aku, Jakarta dan Commuterline

Gambar
Setelah menikah, saya ikut suami tinggal di Depok. Tanggal 14 Juli 2013 saya mulai menempati sebuah rumah di kawasan Cilodong, yang berarti saya harus naik kereta untuk berangkat ke kantor setiap harinya (kantor saya di daerah Lapangan Banteng). Karena informasi yang terbatas, di hari pertama berkereta saya berangkat dari rumah jam 05.30 pagi. Di stasiun saya malah menunggu sampai setengah jam lebih (ternyata jadwal commuterline rute Bogor - Jakarta Kota berangkat dari stasiun Depok lama pukul 05.35 ( ga keburu untuk saya), lalu 06.08, kemudian kereta lainnya menyusul setelah itu, tetapi sudah tidak menjadi pilihan karena pasti terlambat - yang jam 06.08 aja masih mungkin terlambat sampai kantor). Saya membeli comet (kartu commuterline) seharga 50.000 dengan rincian pulsa 30.000 dan harga kartunya 20.000. Ini untuk menghindari antri tiket masuk. Saya cukup menempelkan kartu ini di gerbang masuk stasiun keberangkatan dan gerbang keluar di stasiun tempat saya turun, kemudian pulsa

Pengelolaan Emosi

Mengelola emosi bagi orang yang mengalami gangguan emosi sama halnya seperti menyuruh orang yang tidak bisa berenang untuk berenang. Perlu waktu, perlu latihan, perlu dorongan dari dalam diri, dan (bagi sebagian orang) perlu orang yang mendampingi (untuk renang, perlu guru renang). Gangguan Emosi terbagi dua yaitu externalizing dan internalizing. Untuk yang externalizing , emosi individu teraktualisasi dalam perilaku yang melibatkan orang lain, misalnya agresivitas. Seseorang dengan emosi marah yang sangat besar cenderung meledak-ledak, menyerang orang lain baik fisik maupun verbal (langsung maupun tidak langsung). Selain itu, gangguan emosi externalizing bisa juga berupa perilaku tidak taat pada aturan atau juga melakukan tindak pidana. Untuk yang internalizing, emosi individu mengarah ke dalam dirinya, seperti, kemurungan, gangguan kecemasan, gangguan makan, ketidakmampuan berinteraksi sosial, menarik diri, bahkan sampai  depresi dan bunuh diri. Individu yang terkena gangguan

Kado Pernikahan dari Pak Hisyam

Aku masih berdiri di sana Aku berdiri di sana Saat janji itu dipahatkan Di atas dinginnya batu nisan kematian Bertabur seribu kehormatan Berjuta kemuliaan Untaian renda-renda keindahan Demi rajutan cinta yang bakal selamanya seakan-akan Dan dua hati yang  selalu terpautkan Aku berdiri di sana Saat kubenamkan bibirku di atas bibirmu Saat kehangatanmu menuntaskan deritaku Saat bagai tak ada lagi yang lebih penting selain tubuhmu Saat nafasku menyatu ke dalam paru-parumu Saat hidup tak lagi menyisakan cerita selain aku dan kamu Saat cinta kita seakan menghentikan laju waktu Dalam nafsu yang menderu Aku tetap berdiri di sana Saat –mungkin saja- kutemukan cinta di persimpangan jalan Yang sesekali merusak imajinasiku akan dirimu saat –mungkin saja- air mata mengalir dalam kelokan dusta dan tekukan pengkhianatan kan kudekap pilar-pilar asa yang kuyakin masih ada Aku akan tetap berdiri di sana Dalam remang cahaya bulan, yang meredup pe

Wedding Preparation

Gambar
Mempersiapkan pernikahan itu penuh dengan warna warni,,, Awalnya saya pikir, menikah itu hanya pemberkatan di gereja, terus terima ucapan selamat pas resepsi, jadi paling urusannya bikin baju pengantin dan pesan katering. Ternyata,yang lain, termasuk  printil-printilnya banyak. Suvenir, gedung, dokumentasi, bahan baju buat panitia (sampai tanda bahwa seseorang adalah panitia - untung saya punya mama yang serba bisa), dekorasi, penginapan keluarga, undangan, dan entah apa lagi, pokoknya banyak hehehe . Dan setelah semuanya selesai, rasa puas dan bahagia melingkupi saya, karena semua sesuai harapan (kecuali yang baju agak kedodoran). Paling utama dari semua adalah Budget dan Selera . Dua hal itu bagi saya adalah satu, karena kalau terlalu mementingkan selera, bisa over budget, sementara kalau hanya budget yang dipikirkan, bisa tidak sesuai selera. Maka pertama, saya menyesuaikan selera saya dengan budget yang tersedia, barulah mulai masuk kopling dan tancap gas. Katering, Gedung d

My Perfect Wedding

Gambar
My wedding was perfect. Setidaknya itu yang saya rasakan, karena semua rasa lengkap. Tak hanya senang, ada kesal, khawatir, senang, panik, cemas, senang, bingung, geregetan, senang lagi...jadinya, perfect. Lalu, acara yang cuma 1,5 jam pemberkatan dan 2 jam resepsi terasa begitu indah, sehingga seperti sangat cepat berlalu, seperti masih kurang lama, seperti pengen lagi. Seminggu sebelum pernikahan berlangsung, ayah saya mengatakan sepertinya ia tidak dapat ikut naik ke stage untuk mendampingi kami menerima ucapan dari tamu yang datang karena ia merasa kurang sehat. Namun seiring berjalannya waktu, ayah saya kemudian mengatakan dirinya bisa (dan I was so happy to know that ). Ini foto pada ngeliat ke mana-mana :D Lima hari menjelang pernikahan, baju pengantin saya dibawakan oleh tukang jahit ke rumah. Sudah di- dry clean  jadi putih berkilau, cantik deh bajunya. Waktu saya coba, ehemmm,,, kedodoran . Dan tukang jahitnya sudah ngga bisa lagi mengecilkan, karena waktuny