Postingan

Menampilkan postingan dari 2012

SaKTinya Negative Thought

Begini ternyata rasanya berpikiran negatif. Sakit, tapi bikin sulit berhenti. Ketagihan. Berawal dari sebuah perkataan seseorang tentangku, yang aku rasakan begitu menyakitkan.Dari situ pikiranku berkembang, jangan-jangan yang dikatakan orang itu tidak hanya sebatas itu, ada lain yang lebih buruk. Dan hatiku mulai bertambah sakit... Tapi pikiranku melebar lagi. Huh, padahal orang yang bilang begitu adalah orang yang begitu dekat denganku. Mengapa bisa dia mengatakan hal begitu tentangku, bagaimana bisa dia berpikir begitu mengenai aku. Dan hatiku semakin sakit... Tapi terus lagi aku berpikir. Mengapa dia bisa mengatakan begitu pada orang lain yang juga dekat denganku, seolah memperingatkan padanya, begini ini lho orang yang sedang dekat denganmu. Sebegitu parahnyakah aku menurutnya sampai bisa dia berpikir perlu menyampaikan itu pada orang lain untuk dapat bersiap-siap dalam menghadapi aku. Terus. Hatiku jadi begitu sakit.. Tapi Pikiranku terus meluas. Selama ini menu

paduan suara

Bulan ini kementerian tempatku bekerja mengadakan berbagai lomba dalam rangka menyambut hari uang. Salah satunya adalah lomba paduan suara. Unit tempatku bekerja juga ikut berpatisipasi, tapi susahnya mengumpulkan personil untuk paduan suara mungkin hampir sama dengan menang balapan lawan Valentino Rosi... Akhirnya terkumpullah 18 orang yang dengan hati ingin menyanyi. Dengan berbagai keterbatasan kami berlatih. Mulai dari perijinan yang agak sulit (kadang kami tidak enak meninggalkan ruangan kerja untuk berlatih paduan suara sedangkan atasan duduk di situ :) ini memang tidak terjadi pada saya melainkan pada beberapa teman). Kami juga bukan penyanyi berpengalaman di bidang perpaduansuaraan sehingga untuk membentuk vokal kami bukan hal yang mudah, perlu kesabaran dan ketekunan dari pelatih serta usaha dan kerja keras kami juga. Selain itu waktu untuk kami latihan sangat sangat terbatas, hanya 6 kali pertemuan untuk mempelajari 2 lagu beserta koreonya... Perlu dijelaskan di sini

Terjadi Lagi

Pekerjaan ini sebenarnya tidak butuh kemampuan yang harus dipelajari sampai S2, tidak juga harus baca buku tebal bertumpuk-tumpuk. Ini hanya butuh kesabaran tingkat dewa, yang harus dipelajari sepanjang hidup. Dan hari ini pertahanan kesabaranku jebol lagi untuk kesekian kali. Gara-gara latar belakang situasi yang sangat mendukung (sudah dua minggu komputerku tidak bisa tersambung dengan internet sehingga ngeprint ga bisa, akses data pegawai nggak bisa, email nggak bisa, tersambung ke komputer penyimpan konsep surat kantor nggak bisa - padahal itu semua yang aku butuhkan untuk bekerja -- sudah menghubungi orang-orang yang berkompeten untuk mengatasinya tapi tidak menunjukkan hasil karena memang yang rusak adalah alatnya --, mau pakai komputer orang ga bisa, karena semua pada punya kerjaan, sudah bawa laptop sendiri tetap tidak bisa juga digunakan), ditambah hari ini harus menghadapi kasus yang menguras emosi. Dan ya, dengan ketus aku menghadapi beberapa orang, padahal mereka

Perempuan dan perasaan

Sudah umum, semua orang menganggap, bahwa perempuan kebanyakan menuruti perasaan dari pada logika, sedangkan laki-laki lebih menjadikan pemikiran logis sebagai dasar pengambilan keputusan dengan mengesampingkan perasaanya. Sudah umum juga bahwa perempuan terkenal multitasking sedangkan laki-laki sulit membagi perhatian pada beberapa tugas sekaligus. Sebagai perempuan, terus terang saya (merasa diri saya) dapat mengesampingkan perasaan dan mampu memaksa diri mengambil keputusan sesuai pertimbangan logis (baik sebab, proses, maupun konsekuensi keputusan), dan ini menjadikan saya lebih mirip laki-laki dalam pandangan, maupun tindakan terhadap suatu masalah. Sayangnya, saya juga perempuan yang perasaannya peka dan kadang lebih kuat dari pada kemampuan berpikir. Suatu ketika saat perasaan saya sedang terombang-ambing, saya juga tidak dapat fokus mengerjakan berbagai hal sekaligus (seperti yang sudah menjadi ciri perempuan = multitasking). Yang ada, pekerjaan setumpuk yang berbeda-

Seimbang

Part1: Omongan dan Tingkah Laku Banyak omong tanpa bukti itu sama saja bohong. Kasarnya, itu omong kosong. Percuma mengumbar kata tapi tidak dilakukan. Adalah lebih baik menunjukkan sesuatu dengan tingkah laku, karena dapat langsung dirasakan manfaatnya. Kalau hanya kata, itu tidak membuktikan apa-apa. Contoh yang umum adalah dalam hubungan sepasang kekasih. (Ehem, biasanya) si cowok banyak ngomong cinta (aku cinta sama kamu; kamulah satu-satunya; sungguh, kamu gadis tercantik yang pernah ku miliki; kamu yang terakhir untukku; etc),  tapi jarang menunjukkan perhatian. Bilangnya sayang, tapi mengunjungi pun tidak, dengan banyak alasan, misalnya, banyak kerjaan, pulangnya malem , ada acara bareng keluarga, dan lain lain dan lain lain ( idih , kayak curhat - tapi enggak lho ). Padahal, yang dibutuhkan oleh si cewek adalah perhatian dan kasih sayang, seperti, dijemput untuk makan malam; waktu untuk berkomunikasi; perhatian akan persoalan-persoalan yang dialami, misalnya dalam p

Rokok: Kesalku yang tiada habisnya

Bukannya saya tidak menghormati orang lain dan bukannya saya tidak menghargai kesenangan orang lain juga, tetapi khusus untuk satu hal ini benar-benar tidak dapat saya toleransi. Orang-orang yang merokok di dalam gedung atau tempat umum benar-benar mengganggu jiwa dan raga. Mengganggu raga sudah jelas, menyebabkan bla bla bla bla yang seharusnya semua sudah tahu (tertulis juga di setiap bungkus rokok yang saya rasa tidak terbaca oleh para perokok – pas mau ngambil rokok, tangannya nutupin tulisan-tulisan itu). Harusnya tulisan merokok dapat menyebabkan serangan jantung, impotensi (bayangkan! IMPOTENSI), gangguan kehamilan dan janin itu ditulis menggunakan huruf chiller, warna merah, gede-gede. Mengganggu jiwa, salah satunya bisa bikin gangguan mood. Contohnya saya. Saya seorang yang tidak merokok yang terkena dampak psikis dari efek asap rokok. Tadi saya turun ke lantai 4 (saya kerja di lantai 5), melalui tangga, yang disitu adalah tempat para perokok mengepulkan asap silver

About life and pain

Gambar
when I cry and feel bad because I'm crying,  I read these words and suddenly I feel much more better