Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2012

SaKTinya Negative Thought

Begini ternyata rasanya berpikiran negatif. Sakit, tapi bikin sulit berhenti. Ketagihan. Berawal dari sebuah perkataan seseorang tentangku, yang aku rasakan begitu menyakitkan.Dari situ pikiranku berkembang, jangan-jangan yang dikatakan orang itu tidak hanya sebatas itu, ada lain yang lebih buruk. Dan hatiku mulai bertambah sakit... Tapi pikiranku melebar lagi. Huh, padahal orang yang bilang begitu adalah orang yang begitu dekat denganku. Mengapa bisa dia mengatakan hal begitu tentangku, bagaimana bisa dia berpikir begitu mengenai aku. Dan hatiku semakin sakit... Tapi terus lagi aku berpikir. Mengapa dia bisa mengatakan begitu pada orang lain yang juga dekat denganku, seolah memperingatkan padanya, begini ini lho orang yang sedang dekat denganmu. Sebegitu parahnyakah aku menurutnya sampai bisa dia berpikir perlu menyampaikan itu pada orang lain untuk dapat bersiap-siap dalam menghadapi aku. Terus. Hatiku jadi begitu sakit.. Tapi Pikiranku terus meluas. Selama ini menu

paduan suara

Bulan ini kementerian tempatku bekerja mengadakan berbagai lomba dalam rangka menyambut hari uang. Salah satunya adalah lomba paduan suara. Unit tempatku bekerja juga ikut berpatisipasi, tapi susahnya mengumpulkan personil untuk paduan suara mungkin hampir sama dengan menang balapan lawan Valentino Rosi... Akhirnya terkumpullah 18 orang yang dengan hati ingin menyanyi. Dengan berbagai keterbatasan kami berlatih. Mulai dari perijinan yang agak sulit (kadang kami tidak enak meninggalkan ruangan kerja untuk berlatih paduan suara sedangkan atasan duduk di situ :) ini memang tidak terjadi pada saya melainkan pada beberapa teman). Kami juga bukan penyanyi berpengalaman di bidang perpaduansuaraan sehingga untuk membentuk vokal kami bukan hal yang mudah, perlu kesabaran dan ketekunan dari pelatih serta usaha dan kerja keras kami juga. Selain itu waktu untuk kami latihan sangat sangat terbatas, hanya 6 kali pertemuan untuk mempelajari 2 lagu beserta koreonya... Perlu dijelaskan di sini

Terjadi Lagi

Pekerjaan ini sebenarnya tidak butuh kemampuan yang harus dipelajari sampai S2, tidak juga harus baca buku tebal bertumpuk-tumpuk. Ini hanya butuh kesabaran tingkat dewa, yang harus dipelajari sepanjang hidup. Dan hari ini pertahanan kesabaranku jebol lagi untuk kesekian kali. Gara-gara latar belakang situasi yang sangat mendukung (sudah dua minggu komputerku tidak bisa tersambung dengan internet sehingga ngeprint ga bisa, akses data pegawai nggak bisa, email nggak bisa, tersambung ke komputer penyimpan konsep surat kantor nggak bisa - padahal itu semua yang aku butuhkan untuk bekerja -- sudah menghubungi orang-orang yang berkompeten untuk mengatasinya tapi tidak menunjukkan hasil karena memang yang rusak adalah alatnya --, mau pakai komputer orang ga bisa, karena semua pada punya kerjaan, sudah bawa laptop sendiri tetap tidak bisa juga digunakan), ditambah hari ini harus menghadapi kasus yang menguras emosi. Dan ya, dengan ketus aku menghadapi beberapa orang, padahal mereka

Perempuan dan perasaan

Sudah umum, semua orang menganggap, bahwa perempuan kebanyakan menuruti perasaan dari pada logika, sedangkan laki-laki lebih menjadikan pemikiran logis sebagai dasar pengambilan keputusan dengan mengesampingkan perasaanya. Sudah umum juga bahwa perempuan terkenal multitasking sedangkan laki-laki sulit membagi perhatian pada beberapa tugas sekaligus. Sebagai perempuan, terus terang saya (merasa diri saya) dapat mengesampingkan perasaan dan mampu memaksa diri mengambil keputusan sesuai pertimbangan logis (baik sebab, proses, maupun konsekuensi keputusan), dan ini menjadikan saya lebih mirip laki-laki dalam pandangan, maupun tindakan terhadap suatu masalah. Sayangnya, saya juga perempuan yang perasaannya peka dan kadang lebih kuat dari pada kemampuan berpikir. Suatu ketika saat perasaan saya sedang terombang-ambing, saya juga tidak dapat fokus mengerjakan berbagai hal sekaligus (seperti yang sudah menjadi ciri perempuan = multitasking). Yang ada, pekerjaan setumpuk yang berbeda-