Reply 1997


Jadi inget waktu ababil, ngefans sama Back Street Boys,
Nabung hanya untuk beli kaset dan majalah yang ada gambar Nick Carter nya, trus diguntingin, tempel di diary...
Hafal mati semua lagunya,
Walaupun ga tau artinya hahaha...
Contoh: "I'll try my best to kiss them all away"
(Kiss kan mencium, trus tapi kok ndak pas di kalimatnya? Ah sudahlah yang penting nyanyi)
Itu dulu...
Sekarang?
Sama aja
Tapi ngefansnya sama Karna dan Arjuna wkwkwkwk
Enggak ding..,,
* * *
Jadi, serial 1997..
Agak beda sih, dengan 4 serial Korea lain yang sudah saya tonton. Memang saya agak ketinggalan, karena serial ini sebenarnya sudah dari tahun 2012. Tapi masih relevan kok, ditonton sekarang juga.
Ini rekomendasi dari seorang teman, yang mengaku sempat "tes" (huruf e dibaca dengan cara membaca huruf e pada kata merak), saat menontonnya. Karena dia mengatakan bahwa ini serial happy ending, saya pikir boleh lah...
Episode 1 kurang menarik, soalnya, pemainnya ga da yang ganteng menurut saya. (Hahahaha,, maaf, saya lagi agak kemayu). Hanya karena saya mengingat masa lalu, 1997, maka saya melanjutkan menontonnya. Namun, kurang menariknya itu ternyata cuma sesaat. Lama-lama pemeran utamanya jadi ganteng di mata saya.
Serial ini hanya satu kali membuat saya menangis, selebihnya ketawa. Lucu deh. Intinya tentang hubungan cinta yang cukup sulit antar teman masa kecil, yang diselingi dengan munculnya rasa cinta dari teman yang (minjem istilah seseorang) sukses - suka sesama.
Konfliknya muncul saat dua kakak beradik yang yatim piatu mencintai wanita yang sama. Ah, bertungnya wanita itu, disukai dua orang yang ganteng dan pandai. Tapi tetap, dia ga bisa memiliki keduanya.
Dua laki-laki itu adalah orang yang penting dalam kehidupannya. Si kakak adalah seorang yang dewasa, pengertian, sabar, pandai, pekerja keras, dan penyayang. Sepertinya tidak ada kekurangan. Si adik, pandai dan pekerja keras juga, namun ia tidak fleksibel, dingin, dan kasar.
Di sini tokoh utama wanita adalah seorang yang tak tahan bila tak jujur dengan perasaannya. Dia lambat laun menyadari, siapa yang ia cintai.
* * *
Jadi inget kata Pak Sujiwo Tejo,
Menikah adalah nasib,
Mencintai adalah takdir.
Kamu bisa berencana untuk menikahi siapa pun,
Tapi kamu tidak bisa merencanakan cintamu untuk siapa.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ice Breaking Game

Tangkap Jari

Rahasia Kesuksesan Yusuf