Lift yang tersohor
Organisasi tempat saya bekerja memiliki training center khusus untuk para pegawainya, dan hari ini sampai 4 hari ke depan saya mengikuti training Business English di salah satu kampusnya di daerah Pancoran.
Mengapa Business English, yah karena saya sangat ingin meningkatkan kemampuan bahasa Inggris formal saya. Ternyata trainernya sangat memuaskan (Indonesian American), yang cara bicaranya sangat menyenangkan, didukung penampilan yang menarik (badan langsing, rok pendek dan sepatu hak tinggi kira-kira 14 cm).
Tapi bukan trainingnya yang ingin saya ceritakan (topik menarik, metode yang mengesankan, tugas-tugas yang asik untuk dikerjakan), melainkan tentang lift di gedung kampus Pancoran. Lift ini sudah tersohor di kalangan pegawai.
Lift di sana sebenarnya ada dua, tetapi salah satunya sedang dalam perbaikan. Sejak saya diklat di bulan April tahun ini lift itu sudah dalam perbaikan (sepertinya 'sedang dalam perbaikan' adalah bahasa lain dari 'sudah tidak ada harapan'). Lift yang satu lagi lah yang adalah lift legendaris itu. Ukurannya tidak besar, kapasitas hanya 5 orang. Lift ini tertutup, tidak ada dinding kaca yang memungkinkan kita memandang keluar. Tidak juga ada cermin di dalam lift yang dapat memberi kesan luas. Alhasil lift ini seperti peti, hanya saja untuk 5 orang.
Tetapi bukan itu semua yang membuat lift ini tersohor. Lift ini beroperasi seperti bajaj. Saat pintu tertutup, akan terdengar bunyi seperti mesin parut kelapa di pasar bersamaan dengan bergetarnya lantai lift. Getarannya cukup terasa dan bisa menimbulkan kepanikan. Begitu pula ketika akan berhenti di lantai tertentu, lift akan bergetar seperti akan landing.
Apabila capek (menunggu terlalu lama dengan pintu terbuka, atau pintu dibuka lagi ketika sudah tertutup), lift ini akan mogok, menutup pintu tapi tidak bergerak naik atau pun turun, kemudian di layarnya muncul berganti-ganti tulisan E dan angka 13 (padahal gedungnya cuma sampai lantai 8) yang berarti error .
Para pegawai training center menyarankan kepada para trainee untuk tidak menggunakan lift apabila sendirian (ih ngeri).
Saya hanya heran, kenapa lembaga training sebesar itu tidak berusaha untuk mengganti lift itu (jangan bilang karena alasan nilai historis hehehe)
itu ada masalah sengketa mbak san, makanya gedung baru ga jadi2, dan liftnya ga diganti
BalasHapusps: pemerintah kalah, jadi ga tau deh nasib liftnya :p
woooo....gitu tooo,,,makanya, ga mungkin banget dibiarin gitu kalu ndak ada alasannya... trus gimana tu kalu pemerintah kalah gitu? pusdiklat ku pindah??
Hapus