Cerita Komuterline

Semalam yang ada kereta menabrak avanza (atau avanza yang menabrak kereta - beruntung tidak ada korban jiwa, tapi penumpang mobil pada luka-luka, kasihan), saya di kereta, bersama ribuan penumpang yang lainnya, menunggu untuk bisa sampai di tempat tujuan. Dari Djuanda sampai ke Pasar Minggu ditempuh dengan kecepatan yang kira-kira lebih lambat dari kecepatan si kecil (motor astrea grand lawas milik suami saya), ditambah beberapa kali berhenti.

Sampai di Pasar Minggu, tepat sekali AC kereta mati, sementara kereta masih berhenti sedangkan pintu tertutup. Situasi di dalam kereta sungguh panas. Panas karena udaranya panas, panas karena jumlah orang yang banyak berdesak-desakan, dan panas karena orang-orangnya juga panas. Wajah-wajah penuh keringat dengan dahi mengernyit berganti-gantian mengdengus dan mengeluh. Ada penumpang anak yang menangis di pelukan ibunya (si ibu tidak mendapat tempat duduk). Ada juga yang merasa disikut penumpang di dekatnya lalu marah-marah sambil melotot.

Di tengah situasi itu saya, yang berdiri di antara seorang wanita dengan tas besar di dadanya, seorang wanita lagi yang membawa hanya tas kecil, seorang pria (yang tadinya membawa tas tetapi kemudian menutuskan untuk menaruh tasnya di bagasi atas), secara tidak sengaja melihat raut wajah seorang ibu yang saat itu berdiri memegang tiang tempat duduk. Wajahnya lelah dengan kerut yang tidak bisa dibilang sedikit. Namun ia tersenyum.

Ya, tersenyum. Dari sekian wajah yang dapat saya lihat dari tempat saya berdiri, saya menemukan satu orang tersenyum. Keren. Saya langsung ikut tersenyum, padahal tadinya saya juga mengernyit.. Ternyata, setelah tersenyum saya merasa lega. Situasi kereta yang tidak dapat saya perbaiki (sepertinya tidak mungkin bagi saya untuk turun lalu membereskan rel kereta yang rusak atau mengevakuasi avanza yang tertabrak/menabrak) dengan saya mengernyit. Memang, dengan saya tersenyum pun sitausi kereta tidak dapat saya ubah juga, tetapi saya dapat mengubah diri saya, menjadi lebih tenang dan tidak tertekan.

Ohiya, senyum ibu tadi membawa pengaruh positif bagi saya. Semoga saya juga dapat membawa pengaruh positif kepada orang lain.

"You can't calm the storm, so stop trying. What you can do is calm yourself. The storm will pass" -Timber Hawkeye



 15 Agustus 2013

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ice Breaking Game

Tangkap Jari

Rahasia Kesuksesan Yusuf