LAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA (LHKPN)
Hari ini Tim dari KPK datang ke kantor untuk mengadakan sosialisasi LHKPN. Saya ceritanya mendengarkan dengan penuh semangat dan mendapatkan beberapa informasi berikut.
Terdapat dua model form LHKPN versi KPK yaitu: LHKPN Model KPK-A dan LHKPN Model KPK-B.
LHKPN Model KPK-A diisi oleh Penyelenggara Negara/Pejabat wajib lapor untuk pertama kalinya.
Selanjutnya, LHKPN Model KPK-B diisi oleh Penyelenggara Negara/Pejawat wajib Lapor bila:
1. telah berselang 2 tahun dari waktu pengisian LHKPN Model KPK-A
2. ada mutasi jabatan, promosi, pensiun (kurang dari atau dalam 2 tahun setelah pengisian LHKPN Modek KPK-A
Nah, Harta kekayaan yang dilaporkan dalan LHKPN adalah harta kekayaan pada tanggal pengisian.
Muatan yang dicatat dalam LHKPN Model KPK-A adalah:
1. Harta tidak bergerak (tanah dan bangunan)
2. Perkebunan, peternakan, uang tunai, tabungan, deposito, barang antic, dll
3. Surat berharga
4. Hutang
5. Piutang
6. Penghasilan
7. Pengeluaran
LHKPN melekat pada wajib lapor. Kalau suami dan istri bekerja (dan dua-duanya masuk kategori wajub lapor) maka dua-duanya wajib mengisi LHKPN. Nah, kategori wajib lapor adalah:
1. Pejabat eselon I, II dan III
2. Pejabat pengadaan barang dan jasa
3. Pejabat fungsional Auditor (kalo di Itjen)
LHKPN Model KPK-B pada prinsipnya sama dengan LHKPN Model KPK-A. Perubahan yang perlu dicatat dalam LHKPN Model KPK – B adalah:
1. perubahan item yang telah dilaporkan di LHKPN sebelumnya
2. tambahan item dari laporan sebelumnya
3. penghapusan item dari laporan sebelumnya
Kesalahan dalam Pengisian Model KPK-B
1. TIdak mengisi per tanggal, bulan, tahun
2. Tidak menandatangani form isian
3. Tidak menuliskan NHK
4. Tidak mengisi kode jenis perubahan
5. Tidak mengisi lengkap data lokasi tanah dan bangunan
6. Tidak mengisi nomor rekening
Terima kasih Infonya
BalasHapusSama-sama Bapak :)
BalasHapuskalo suami istri dua duanya pegawai apakah wajib lapor semua ?
BalasHapusiya, dua-duanya wajib melapor
Hapus