12 Angry Men

Ini film tahun 1957 (lama yaaa...). Walau pun sudah beberapa kali di-remake, baik oleh orang Jerman tahun 1963, India tahun 1986 dan yang terakhir oleh orang Rusia pada tahun 2007, bahkan dibuat teleplay oleh orang Canada di tahun 2012, saya tidak pernah tahu ada film ini sampai dengan seorang teman merekomendasikan kepada saya. Sebut saja namanya Ilham. Dia memang gemar merekomendasikan film-film kepada saya, mostly film-film yang belum pernah saya dengar sebelumnya.

Nah, saya mengajak suami saya untuk menonton film ini, namun dia tidak tertarik. Katanya, "kamu kayak nonton orang lagi rapat, yank." Dia lalu memilih untuk membaca saja di samping saya.

Ternyata memang benar kata suami saya, saya seperti menonton orang lagi rapat. Tapi ini bukan sembarang rapat. Ini rapat juri pengadilan di Amerika pada tahun 1957 untuk memutuskan seorang terdakwa bersalah atau tidak. Opening filmnya memang agak blur menurut saya. Jadi ada hakim yang menjelaskan sesuatu di dalam ruang sidang yang menghadirkan terdakwa, jaksa, juru tulis dan 12 orang juri.

Kemudian juri diminta untuk masuk dalam suatu ruangan (dan ruangan itu dikunci dari luar) untuk membicarakan dan menentukan keputusan. Ada foreman (juri nomor 1) yang bertugas untuk mengakomodasi jalannya rapat. Keputusan yang diambil harus berdasarkan persetujuan semua juri. Bila ada satu juri yang tidak setuju maka harus dilakukan pembicaraan lebih lanjut sampai semua juri setuju.

Saat juri memulai pembicaraan itulah semuanya menjadi jelas bagi saya. Ada kasus pembunuhan yang terdakwanya adalah seorang remaja berusia 18 tahun. Remaja ini didakwa membunuh ayahnya sendiri. Semua bukti dan keterangan saksi saat itu menguatkan tuduhan tersebut sehingga 11 orang juri pada awalnya langsung menyetujui bahwa terdakwa ini layak dinyatakan bersalah, bahkan sebelum membicarakan apapun.

Davis, si juri yang pertama kali tidak setuju
Satu juri yang tidak setuju bernama Davis. Ia mengatakan bahwa dirinya hanya ingin melakukan pembicaraan berkaitan dengan kasus itu. Dia tidak ingin menentukan nasib si terdakwa hanya dalam hitungan menit, tanpa melakukan pembicaraan yang serius. Ia hanya merasa tidak yakin jika remaja tersebut memang benar-benar membunuh ayahnya dan ingin terlebih dahulu membicarakan lebih dalam dan memperhatikan setiap detail dari kasus tersebut sebelum akhirnya berkeputusan.

Karakter-karakter yang ditampilkan dalam film ini cukup kuat dan cara sutradara menampilkannya juga cukup mengesankan. Hanya dalam setting satu ruangan saja penonton bisa memahami karakter juri. Cara Davis mengungkapkan pemikirannya sehingga menstimulasi orang lain untuk ikut berpikir juga menarik. Demikian pula halnya dengan cara mereka membicarakan dan mereka ulang detail kasus itu.

Percakapan-percakapan yang ada di dalam film ini pun mengandung berbagai pesan moral yang dapat menjadi sumber belajar bagi siapa yang menonton. Film ini mengajarkan kepada saya beberapa hal, di antaranya:
  1. Berpikir terlebih dahulu sebelum mengambil sebuah keputusan, apalagi itu berkaitan dengan kepentingan orang lain. 
  2. Tetap tenang, tidak emosional apabila menghadapi suatu hal. Dengan pikiran yang tenang kita akan dapat melihat atau menemukan titik terang dari suatu perkara yang seolah-olah buntu.
  3. Mendengarkan terlebih dahulu sebelum melakukan judgement. 
  4. Menghormati orang yang lebih tua.
  5. Setiap orang memiliki latar belakang masing-masing. Ke-khasan tersebut ikut menentukan bagaimana karakter orang itu dan bagaimana caranya menjalin hubungan sosial.
  6. Coba untuk melihat suatu masalah dari berbagai sudut pandang 


========================================================================
rujukan:
1. film 12 angry men
2. wikipedia

sumber gambar:
1. robbinsrealm.wordpress.com
2. www.filmreference.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ice Breaking Game

Tangkap Jari

Rahasia Kesuksesan Yusuf