It depends on the way we see it


Jadi, belakangan ini, pada saat hujan terus mengguyur bumi, ada banyak sekali problem yang muncul. Banjir yang melanda mengakibatkan kerugian miliaran rupiah, menimbulkan penyakit, bahkan memakan korban jiwa. Saya sangat merasa prihatin, dan berdoa semoga mereka yang mengalami musibah cepat dapat bantuan dan segera sembuh dari segala penyakit.

Dampak hujan terus-menerus ini tidak hanya dirasakan langsung oleh korban banjir saja, melainkan juga oleh kami para pengguna commuterline. Di musim hujan ini, perjalanan commuterline sering terhambat. Entah kenapa, (padahal musim hujan terjadi setiap tahun), tidak ada perubahan di sisi ini. Kerusakan rangkaian dan gangguan wesel menjadi alasan utama terganggunya perjalanan commuterline.

Saya terus terang merasa sangat kesulitan. Dari kantor, kalau hujan maka kami harus naik bajaj. Bajaj tidak diperbolehkan masuk gerbang kantor, jadi kami harus berjalan keluar halaman untuk mendapatkan bajaj. Jika hujan deras (dan seringnya hujan deras), maka payung hanya dapat melindungi kepala. Dalam keadaan setengah basah, kami harus ke stasiun (yang di pintu masuknya terdapat genangan air coklat), kemudian menanti kereta.

Bila kereta lancar, keluh kesah ini mungkin tak beralasan. Tapi tidak. Jika terjadi gangguan wesel, maka lama perjalanan bisa dua kali lipat dari lama perjalanan semestinya. Jika ada kereta rusak, maka lama perjalanan akan diberitahukan kemudian (entah berapa lama). Dalam keadaan berdiri tidak wajar di kereta yang penuh sesak itu kami harus bertahan. Bila itu berhenti di stasiun maka mungkin kami bisa turun. Tapi bila itu berhenti di antara stasiun maka kami harus bertahan di dalam kereta tertutup yang mandeg.

Sampai di stasiun tujuan, kami masih harus bergelut dengan hujan deras untuk dapat sampai di rumah. Dan ya, besok harus ke kantor lagi. Pagi-pagi.

Capek sih capek (semua orang juga capek), tapi tidak ada pilihan lain. Hanya commuterline yang paling masuk akal untuk saya gunakan sebagai alat transportasi ke kantor. Tapi karena begitu kondisinya, saya tidak tahan untuk mengeluh. Tiap pagi saya bangun tidur dengan menggerutu. Apalagi bila pagi-pagi saja sudah hujan. Rasa enggan tingkat dewa menghampiri saya, dan saya harus bergelut tiap pagi dengan rasa itu.

Lama-lama saya bosan. Tiap hari susah. Tiap hari mengeluh.Tiap pagi tidak bersemangat. Rasanya di kepala saya cuma ada kesulitan, kesulitan dan kesulitan. Capek juga jadinya. Dan saya menduga, pikiran saya itu membuat saya makin capek.

Lalu saya ingat, pernah menonton talkshow Inggris yang menampilkan Justin Bieber sebagai tamu. Anak itu, walaupun banyak orang bilang tengil (barusan ketangkep gara-gara menyetir di bawah pengaruh obat-obatan), tetap dapat mengajarkan sesuatu bagi saya. Jadi di dalam talk show setahun lalu itu ditanyakan, bagaimana kehidupannya setelah terkenal. Bukankah ia menjadi terkekang, tidak bebas, pergi ke mana-mana harus ada bodyguard, hidupnya diatur-atur, tidak dapat sesuka hati keluar untuk bermain atau nongkrong.

Kemudian Justin menjawab, memang iya, kehidupannya sangat berubah setelah dirinya menjadi bintang. Ia menjadi tidak bebas. Tapi kemudian ia melihat sisi lain dari kehidupannya sekarang, bahwa dengan uangnya dia dapat keliling dunia, ke tempat di mana pun yang dulunya hanya ada di dalam mimpi.

Semua tergantung dari bagaimana kita melihatnya. Kehidupan ini pastilah seimbang. Ada senangnya, ada susahnya juga. Kehidupan bergelimang harta seperti Justin Bieber juga memiliki sisi yang menyusahkan. Tapi bila yang dilihat adalah sisi yang menyusahkan tersebut maka bergelimang harta tidak akan ada gunanya karena perasaanya kita tetap susah. Begitu pula dengan kita. Dalam kehidupan kita yang kita rasakan susah pasti ada sisi yang menggembirakan atau membahagiakan. Namun bila kita hanya memandang susahnya saja, kita akan menjadi tidak seimbang, akan merasa susah sepanjang waktu.

Cara Justin melihat kehidupannya memberi inspirasi pada saya mengenai kehidupan saya saat ini. Kalau saya hanya melihat susahnya saja (terus terang, yang bikin susah itu sebenarnya hanya commuterline - padahal hampir semua orang merasakannya juga), maka saya hanya akan merasa menyesal kenapa begini, kenapa begitu. Tapi jika saya melihat sisi lain kehidupan saya, maka yang saya rasakan bukan lagi susah melainkan bahagia.

======================================================================
sumber gambar
1. www.rezasyu,wordpress,com
2. www.nusaonline.com
3. www.play.google.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ice Breaking Game

Tangkap Jari

Rahasia Kesuksesan Yusuf